Gilang Cahya Nusantara1, Yadug Restuaji2

1) Universitas Gadjah Mada, 2) Universitas Gadjah Mada

Abstrak

Pandemi Covid–19 telah menjadi permasalahan bagi seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya mutasi Virus Covid-19 yaitu varian delta, yang lebih ganas daripada varian sebelumnya. Pembatasan diberbagai sektor dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi hal tersebut, salah satu sektor yang terdampak ialah sektor pariwisata. Vaksinasi juga digalakkan oleh pemerintah untuk mengatasi penyebaran Covd-19. Namun, vaksinasi belum menjamin seseorang terbebas dari Covid-19, tetapi harus diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan. Pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa Sistem Informasi Geografis dan Teknologi Kesehatan berupa vaksinasi dapat menjadi solusi dalam permasalahan tersebut. Diharapkan dengan adanya gagasan tersebut, dilema antara ekonomi dan kesehatan dapat teratasi.

Kata Kunci: Dilema ekonomi, dilema kesehatan, Sistem Informasi Geografis

Pandemi Covid–19 telah menjadi masalah bagi seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kondisi ini diperparah bahwa Virus Covid-19 mengalami mutasi ke varian delta. Menurut Sugiyono Saputra sivitas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berdasarkan data yang diambil selama 8 hari mulai 10-18 Juni 2021, kurang lebih 95% kasus Covid-19 di Indonesia merupakan virus Covid-19 Varian Delta (LIPI, 2021). Tidak dapat dipungkiri, kasus tersebut menjadi salah satu hal yang menyebabkan ketakutan dan kekhawatiran bagi seluruh warga di dunia termasuk Indonesia.

Pada awal merebaknya Covid-19 di Indonesia, pemerintah mengambil langkah untuk mencegah bertambahnya kasus Covid–19, mulai dari menutup tempat pariwisata, menutup akses bagi orang yang akan masuk Indonesia, menghentikan kegiatan perekonomian dan pendidikan secara tatap muka, dan lain sebagainya. Kemudian, pemerintah langsung menyusun anggaran APBN untuk dialokasikan dalam penanganan kasus Covid–19. Ibu Sri Mulyani Menteri Keuangan Republik Indonesia, mengalokasikan dana sebesar 677,2 triliun rupiah untuk penanganan kasus Covid–19 (Bardan, Sri Mulyani sebut anggaran penanganan Covid-19 naik menjadi Rp 677,2 triliun, 2020) Langkah tersebut ternyata tidak berlangsung lama, karena jika kondisi seperti ini terus dilakukan, maka perekonomian negara akan hancur dan dapat mengalami resesi. Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan, akan tetapi harus diikuti dengan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga kesehatan, dan menjaga jarak. Hal tersebut sering kita sebut dengan istilah normal baru, yaitu gaya hidup baru seseorang di masa pandemi ini dengan lebih menerapkan protokol kesehatan (Silalahi, 2020).

Penerapan era normal baru di Indonesia mengakibatkan lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia. Menurut Dr. Hariadi Wibisono Ketua Umum Ahli Epidemiologi yang dilansir dari Tribunnews oleh (Kurniawan, 2020), salah satu penyebab peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia adalah salah penafsiran mengenai era normal baru. Banyak yang mengartikan bahwa era normal baru merupakan kondisi dimana kondisi sudah kembali normal seperti biasa, sehingga banyak masyarakat yang lalai dengan adanya protokol kesehatan. Karena kasus Covid-19 yang terus meningkat, pemerintah memperketat kembali kebijakan untuk mengurangi penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia dengan menerapkan kebijakan Pembatasan Pemberlakukan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga saat ini.

Selain pemberlakuan PPKM, untuk mengurangi penyebaran kasus Covid- 19 di Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia menggalakkan vaksinasi Covid-19. Presiden Joko Widodo memiliki target bahwa 70% Penduduk Indonesia dapat menerima vaksin Covid-19 hingga akhir tahun 2021 (Bardan, Target Presiden Jokowi 70% Penduduk Indonesia Kelar Vaksinasi di 2021, 2021). Berdasarkan data yang dikutip dari Our World in Data oleh (Ritchie, et al., 2020), hingga tanggal 25 September 2021, sebanyak 31,6% Penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksin dosis pertama dan sebanyak 17,7% Penduduk Indonesia telah memperoleh vaksin dosis kedua. Pemerintah Republik Indonesia terus berupaya untuk menggalakkan dilakukannya Vaksinasi Covid-19 di Indonesia hingga target tersebut dapat terwujud.

Vaksinasi dinilai memberikan dampak yang sangat signifikan bagi penanganan kasus Covid-19 di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia pada bulan Juli dan bulan September 2021. Berdasarkan data yang diambil dari JHU CSSE Covid-19 data, kasus terkonfirmasi Covid-19 17 Juli 2021 mencapai 51.952 kasus, sedangkan pada 25 September 2021 kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.532 kasus. Menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam Konferensi Pers PPKM, penurunan kasus Covid-19 tersebut harus tetap diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, karena protokol kesehatan merupakan penentu naik turunnya kasus Covid-19 (Rokom, 2021).

Kemajuan teknologi informasi berdampak pada mudahnya akses dalam mendapatkan segala informasi. Di masa pandemi Covid-19 ini, kemajuan teknologi sangatlah dibutuhkan terutama untuk mencegah persebaran Covid-19. Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sebuah perangkat yang dapat digunakan untuk menampilkan dan mengeluarkan informasi geografis berikut dengan atributnya (Irwansyah, 2013). Untuk mengetahui dimensi, lokasi, dan ketinggian objek di permukaan bumi dapat diketahui melalui website Open Street Map (OSM) (Nurrohmah & Sulistioningrum, 2019). Pemanfaatan informasi tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak QGIS dan ArcGIS (Chow, 2014). Kemajuan teknologi mengakibatkan munculnya Arcgis Online yang dapat menampilkan informasi berupa informasi geospasial berikut dengan atributnya. Kondisi dilapangan mengakibatkan munculnya ArcGIS Survey123 yang dapat memberikan data secara realtime.

Dilema antara kesehatan dan perekonomian saat ini menjadi permasalahan, salah satunya di sektor pariwisata. Pembatasan pada bidang pariwisata memberikan pengaruh terhadap sektor perekonomian yang mengandalkan pariwisata, salah satunya pariwisata di Kawasan Pantai Gunungkidul. Hal tersebut dapat dilihat dari sepinya pariwisata di Kabupaten Gunungkidul karena dampak Pandemi Covid-19. Dilema antara kesehatan dan perekonomian menjadi permasalahan utama dalam hal tersebut. Perlu adanya suatu pemecahan masalah untuk mengatasi dilema antara kesehatan dan perekonomian. Dalam hal ini, penulis berusaha untuk memaparkan sebuah konsep dan gagasan yang berusaha untuk memberikan solusi atas dilema tersebut. Konsep tersebut berupa. Kolaborasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi antara Keilmuan Geografi dan Kesehatan. Pemaparan mengenai solusi yang kami tawarkan untuk mengatasi dilema tersebut adalah:

Gambar 1. Diagram alir rancangan sistem

Sumber: Dokumentasi penulis

Gambar 2. Diagram alir penggunaan laman webGIS.

Sumber: Dokumentasi penulis

Pertama, memanfaatkan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk memberikan informasi tentang lokasi pantai di Gunungkidul diikuti dengan kepadatan pengunjung di setiap lokasi pantai. Dalam hal ini pemerintah membuat sebuah website atau aplikasi yang berisi tentang data pengunjung yang hadir di setiap lokasi pantai. Misal pemerintah menamai website atau aplikasi tersebut dengan nama Wisata Pantai Gunungkidul. Pembentukan data informasi geografis yang berisi tentang informasi kepadatan pengunjung dapat memanfaatkan perangkat lunak ArcGIS Online. Data informasi geografi dapat dipadukan dengan perangkat lunak lainnya seperti QGIS dan ArcGIS Survey123. Data geospasial yang didapat dari OSM kemudian dimasukkan dalam perangkat lunak QGIS. QGIS dapat digunakan untuk melakukan pengecekan koordinat geospasial. Setelah data awal jadi, data tersebut kemudian diunggah dalam ArcGIS online. Pada ArcGIS online, dapat memanfaatkan tool berupa web app builder untuk membuat tema. Kemudian untuk membentuk menu webGIS dapat dibentuk dengan memanfaatkan tool widget pada ArcGIS online. Agar data pengunjung yang datang dapat disajikan secara realtime, maka dapat dipadukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS Survey123. Setelah semuanya siap, maka dapat terbentuklah sebuah webGIS yang berisi tentang informasi tentang jumlah pengunjung di setiap pantai.

Kedua, melakukan integrasi antara data vaksinasi pada platform Peduli Lindungi dengan webGIS. Data vaksinasi digunakan sebagai salah satu syarat kunjungan wisata, maka pengunjung yang boleh melakukan kunjungan hanya yang sudah memenuhi syarat yang ditetapkan. Vaksinasi digunakan sebagai salah satu saringan awal kriteria pengunjung untuk berwisata. Dengan memberlakukan sertifikat vaksin sebagai syarat aktivitas kunjungan wisata. Secara tidak langsung kebijakan ini akan mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Sertifikat vaksin yang diperoleh setelah vaksinasi dapat dimanfaatkan sebagai skrining awal syarat kunjungan wisata. Kebijakan ini dapat diterapkan bagi pengunjung dan pengelola destinasi wisata pantai di Gunungkidul.

Ketiga, mengatur kuota maksimal pengunjung setiap destinasi wisata. Misal, pemerintah telah menetapkan bahwa pengunjung di Pantai A ialah 100 pengunjung, pada website informasi geografis menampilkan informasi jumlah pengunjung terbaru dengan simbol warna. Simbol warna disesuaikan dengan jumlah pengunjung dari kuota maksimal. Warna merah apabila telah memenuhi kapasitas dan hijau apabila masih bisa menerima pengunjung. Dengan demikian pengunjung yang akan berpariwisata di area Pantai Gunungkidul dapat mengetahui pantai mana saja yang masih bisa dikunjungi, dengan melakukan pengecekan pada website.

Keempat, Merubah sistem pembelian tiket secara online yang terintegrasi dengan WebGIS yang telah dibentuk. Setelah pengunjung lolos tahap skrining berupa vaksinasi, pengunjung dapat memilih lokasi pantai yang akan dikunjungi melalui WebGIS Pariwisata Pantai Gunungkidul. Pantai yang memiliki kepadatan pengunjung kurang dari 100 yang disimbolkan dengan warna hijau, dapat dikunjungi oleh pengunjung. Sedangkan Pantai yang memiliki kepadatan pengunjung lebih dari 100 dalam hal ini disimbolkan warna merah, maka tidak dapat dikunjungi hingga ada pengunjung yang keluar. Jika WebGIS tersebut masih dalam kategori warna hijau, maka pengunjung dapat melanjutkan ke pembelian tiket secara online. Setelah membeli tiket secara online, maka pengunjung akan mendapatkan barcode yang digunakan untuk masuk dan keluar wilayah pantai. Barcode tersebut berfungsi untuk memberikan update data jumlah pengunjung yang masuk dan keluar dari wilayah pantai, sehingga data yang disajikan pada WebGIS tersebut secara realtime sesuai dengan kondisi di lapangan.

Kelima, melakukan sosialisasi mengenai perubahan tata cara pariwisata di area destinasi wisata pantai di Gunungkidul. Perubahan tata cara pariwisata tersebut disajikan di seluruh media sosial pemerintah, radio, dan televisi sehingga pengunjung yang akan mengunjungi suatu pantai di Gunungkidul sudah mengetahui bila ada perubahan tata cara pariwisata di Gunungkidul.

Kesuksesan rencana ini tidak lepas dari sinergi masyarakat dan pemerintah. Penerapan protokol kesehatan yang ketat masih menjadi kunci utama dalam solusi tersebut. Penerapan sistem ini dapat menjadi solusi mekanisme kunjungan wisata di masa pandemi maupun setelah pandemi berakhir. Selain itu, sistem pembelian tiket secara daring dapat mengurangi pungutan liar di area pariwisata. Sudah saatnya ada transformasi digital sektor pariwisata untuk kemajuan ekonomi Indonesia.

Daftar Pustaka

Bardan, A. B. (2020, Juni 3). Sri Mulyani sebut anggaran penanganan Covid-19 naik menjadi Rp 677,2 triliun. Dipetik September 28, 2021, dari Kontan.co.id: https://nasional.kontan.co.id/news/sri-mulyani-sebut- anggaran-penanganan-covid-19-naik-menjadi-rp-6772-triliun

Bardan, A. B. (2021, September 08). Target Presiden Jokowi 70% Penduduk Indonesia Kelar Vaksinasi di 2021. Dipetik September 28, 2021, dari Kontan.co.id: https://insight.kontan.co.id/news/target-presiden-jokowi-70-penduduk-indonesia-kelar-vaksinasi-di-2021

Chow, A. A. (2014). GIS modeling of solar neighborhood potential at a fine spatiotemporal resolution. Buildings, 4(2), 195-206.

Irwansyah, E. (2013). Sistem informasi geografis: prinsip dasar dan pengembangan aplikasi. Yogyakarta: DigiBook.

Kurniawan, E. (2020, Juni 11). Masyarakat Salah Artikan Makna New Normal Sebabkan Lonjakan Kasus Corona? Ini Penjelasannya. Dipetik September 28,            2021,   dari Tribunnews.com: https://www.tribunnews.com/corona/2020/06/11/masyarakat-salah-artikan-makna-new-normal-sebabkan-lonjakan-kasus-corona-ini- penjelasannya

LIPI. (2021, Juli 16). Lonjakan Kasus Covid 19 di Indonesia Didominasi oleh Varian Delta. Dipetik September 28, 2021, dari lipi.go.id: http://lipi.go.id/berita/%E2%80%8Blonjakan-kasus-covid-19-di-indonesia-didominasi-oleh-varian-delta/22446

Nurrohmah, E., & Sulistioningrum, D. (2019). Openstreetmap Sebagai Alternatif Teknologi Dan Sumber Data Pemetaan Desa Inovasi Untuk Percepatan Pemetaan Desa. Seminar Nasional Geomatika, 3, 787-796.

Ritchie, H., Mathieu, E., Rodés-Guirao, L., Appel, C., Giattino, C., Ortiz-Ospina, E., . . . Roser, M. (2020). Coronavirus Pandemic (COVID-19). Our World in Data.

Rokom. (2021, September 7). Pemerintah Manfaatkan Momentum Penurunan Kasus Covid-19 Untuk Perkuat Ketahanan Medis. Dipetik September 28, 2021, dari SehatNegeriku SehatlahBangsaku:https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20210907/2838424/pemerintah-manfaatkan-momentum-penurunan-kasus-covid-19-untuk-perkuatketahanan-medis/

Silalahi, A. (2020). Perubahan Pola Hidup Pada Situasi Covid-19 Adaptasi Pada Pola Hidup Normal Baru. Acara Diskusi Ikatan Alumni Jurusan Kimia Unimed. Medan: www.researchgate.net.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.