Kamila Hidayati, Indah Lutfiyati
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
 

ABSTRAK

Mewabahnya virus Covid-19 belakangan ini nampaknya membawa dampak yang begitu signifikan terhadap lingkungan khususnya sampah plastik. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahkan telah menyebutkan bahwa aktivitas rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dari total sampah plastik di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya atau alternatif sistem guna meminimalisir produksi sampah khususnya di lingkungan rumah tangga. Dan dalam hal ini, penulis mencoba menawarkan sebuah soslusi melalui aplikasi belanja ramah lingkungan dengan konsep isi ulang yaitu aplikasi Silangbun. Sejalan dengan konsep isi ulang ini pula, setiap keluarga dapat mengambil peran untuk membuat bumi menjadi tempat tinggal yang nyaman baik sekarang maupun di masa mendatang. Selain dapat meminimalisir sampah plastik, cara ini diharapkan dapat mewujudkan sebuah keluarga yang cerdas finansial serta peduli terhadap lingkungan sekitar.

Kata Kunci: Sampah Plastik, Pandemi Covid-19, Aplikasi Silangbun

A. Pendahuluan

Pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Berbagai perubahan drastis dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat telah mengubah interaksi jual-beli di pasar. Beberapa industri mengalami keterpurukan yang sangat dalam, beberapa lainnya mendapat mendapat keuntungan dari musibah yang terjadi, namun secara keseluruhan perekonomian Indonesia telah mengalami kontraksi yang cukup menakutkan. Oleh karena itu, Berbagai strategi sudah dan akan diterapkan untuk mencoba membangkitkan perekonomian sekaligus tetap mempertahankan tingkat kesehatan publik. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah perlu dikaji lagi dengan memperhatikan situasi perekonomian saat ini, estimasi penemuan dan pendistribusian vaksin, serta jangka waktu manfaat dari kebijakan itu sendiri.

Sejauh ini, pandemi Covid-19 nampaknya memang memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap linkungan. Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) merilis bahwa emisi CO2 dunia tercatat mengalami penurunan hingga 17% akibat penerapan karantina wilayah di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, CREA menyampaikan bahwa penurunan emisi maksimum mencapai 18,2%. Tingkat gas NO2 di Jakarta turun sekitar 40% dari tahun lalu (Suryani, 2020). Meskipun masih terbilang rendah, setidaknya penurunan emisi ini cukup membuat langit Jakarta menjadi sedikit lebih cerah dari biasanya.

Lain halnya dengan udara, sampah plastik justru membawa kabar buruk bagi Indonesia selama pandemi. Sejak mewabahnya virus Covid-19, masyarakat menjadi lebih peka terhadap higienitas. Sebagai solusi cepat, mereka pun secara masif menggunakan masker, tissue basah, hand sanitizer, atau barang-barang dalam kemasan kecil sekali pakai. Belum lagi, di masa pandemi seperti ini, kebanyakan masyarakat lebih memilih belanja menggunakan jasa pesan antar (online) (Dewi, 2020). Akibatnya, penggunaan barang sekali pakai seperti plastik pun ikut meningkat.

Meskipun tergolong mudah dan cepat, pada kenyataannya penggunaan plastik bukanlah solusi yang tepat. Sifatnya yang tidak mudah terurai, akan mengakibatkan pencemaran udara jika dibakar serta pencemaran tanah jika dikubur. (Dewi, 2019). Selain itu, sampah plastik yang dibuang di laut juga dapat mencemari biota laut, seperti paus. Di wakatobi, Sulawesi Tenggara, seekor Paus ditemukan mati dengan kondisi perut yang penuh dengan plastik sekitar 5,9 kg. Data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 3,2 juta ton sampah plastik dibuang ke laut (Sartika, 2019).

Dari fenomena di atas, dapat dipahami bahwa dengan meningkatnya sampah plastik saat ini, maka perlu adanya upaya bangkit atau suatu sistem alternatif yang dapat mengurangi jumlah penggunaan plastik di masyarakat. Dan sebagai bentuk rasa peduli pemuda dalam mewujudkan budaya hidup minim plastik, penulis ingin menggagas sebuah aplikasi belanja ramah lingkungan yaitu “Silangbun” (Isi Ulang Bunda)”

B. SiLangBun dan Urgensinya di Masa Pandemi

Aplikasi “SiLangBun” (Isi Ulang Bunda) merupakan sebuah aplikasi belanja dengan konsep refill (isi ulang). Adapun yang dapat diisi ulang ialah produk kebutuhan sehari-hari mulai dari kebutuhan dapur seperti minyak goreng, gula, garam hingga produk kebersihan seperti sabun cuci, handsanitizer, dan lain sebagainya. Dalam programnya, aplikasi ini bekerjasama dengan produk lokal sebagai penyedia produk. Dengan demikian, pengisian ulang ini pun dapat kita temui di beberapa swalayan terdekat. Salah satu keunggulan yang terdapat pada aplikasi isi ulang ini ialah pembeli dapat membeli produk rumah tangga tanpa jumlah minimum pembelian. Selain menghemat, konsep ini juga dapat mengurangi jumlah penggunaan plastik di masyarakat khusunya, lingkup keluarga.

Karena seperti yang kita tahu bahwa kebanyakan produk-produk rumah tangga dikemas menggunakan kemasan berbahan dasar plastik. Hal ini turut berdampak pada tingginya kontribusi rumah tangga dalam menghasilkan sampah plastik di Indonesia. Bahkan berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2018), aktivitas domestik alias rumah tangga adalah penyumbang terbesar dari total sampah nasional yaitu 62%. Dan dari total timbulan sampah plastik ini, hanya 1,2% yang didaur ulang.

Angka ini pun mulai meningkat drastis di masa pandemi. Merujuk pada survei yang telah dilakukan oleh LIPI menunjukkan bahwa mayoritas warga Jabodetabek melakukan belanja online yang cenderung meningkat, yaitu dari 1-5 kali menjadi 1-10 kali per bulan Sayangnya, 96 % dari paket yang diterima dibungkus dengan bahan plastik, terutama selotip, bungkus plastik dan bubble wrap. Bahkan, di kawasan Jabodetabek, sampah plastik dari pembungkus paket menyaingi sampah dari kemasan produk yang dibeli. (Nurhati, 2020).

Besarnya prosentase sampah rumah tangga ini menjadi masalah sekaligus peluang dalam menyelesaikan problem sampah plastik. Jika dari lingkup keluarga, kita dapat menekan tingkat produksi plastik, maka besar kemungkinan angka penumpukan sampah di Indonesia akan berkurang. Dan sejalan dengan konsep ini, Silangbun mencoba menawarkan solusi sederhana dalam mengatasi problem sampah plastik baik selama maupun setelah pandemi yaitu dengan isi ulang produk-produk kebutuhan rumah tangga.

C. Manfaat dan Strategi Implementasinya di Masyarakat

Keluarga adalah institusi pertama dari setiap orang. Dalam skala ini pula, setiap pengajaran baik dapat diajarkan kemudian dibiasakan termasuk mengenai sampah. SiLangBun dalam hal ini hadir mengajak masyarakat untuk membudayakan gaya hidup minim sampah yang dimulai dari perubahan perilaku keluarga dalam belanja kebutuhan sehari-hari.

Adapun fitur-fitur yang disediakan oleh Silangbun antara lain ialah informasi terkait lokasi swalayan penyedia layanan isi ulang terdekat dan juga edukasi mengenai tips hidup minim sampah. Fitur edukatif ini memuat berbagai konten mulai dari bagaimana cara mengompos sampah organik, tempat-tempat pengolah barang bekas, serta informasi edukatif lainnya. Selain bisa datang langsung ke lokasi penyedia isi ulang, aplikasi ini juga melayani jasa antar jemput barang. Jadi pembeli hanya perlu memesan produk yang diinginkan melalui aplikasi. Dan sebelum mencarikan item-item yang dipesan, personal shopper dari SiLangBun akan menjemput wadah atau botol yang akan diisi ulang ke alamat rumah pembeli.

Pada dasarnya konsep zero waste dan isi ulang sudah diterapkan oleh beberapa toko di Indonesia seperti Naked Inc di Jakarta Timur dan The Bulkstore and Co di Jakarta Pusat. Selain harus membawa wadah sendiri, barang yang dibeli juga akan ditimbang sesuai kebutuhan (Utami). Namun, toko-toko seperti ini masih sangat sulit untuk ditemukan terlebih di kota-kota kecil. Untuk itu, Silangbun berinisiatif untuk menyediakan jasa isi ulang kebutuhan rumah tangga yang mudah dijangkau masyarakat secara umum dengan cara bekerjasama dengan produk lokal yang biasa dipasarkan di swalayan.

D. Penutup

Terakhir, kami berharap kehadiran aplikasi Silangbun dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak, baik perusahaan, pemerintah, regulator, dan juga masyarakat secara umum. Aplikasi ini juga dapat dijadikan wadah sosialisasi bagi masyarakat agar lebih peduli mengenai permasalahan lingkungan, terutama sampah plastik. Semoga nantinya inisiatif ini dapat menjadi alternatif model bisnis baru yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.