Eva Noor Fitriana1), Alfian Sayyid Haqqi Annazili 2)
1) Universitas Diponegoro, 2) Universitas Diponegoro
ABSTRAK
Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia di seluruh dunia. Tanpa sadar, fenomena ini membentuk sebuah tatanan hidup baru yang memaksa manusia untuk mampu beradaptasi. Memakai masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas di luar ruangan menjadi sebuah keharusan. Selain itu, pandemi ini juga banyak memunculkan tren-tren baru. Salah satunya adalah penggunaan transportasi sepeda. Di era new normal ini, tingkat penggunaan sepeda melejit tinggi. Oleh karena itu, melalui esai ini penulis berusaha mengkaji kebenaran dari fakta tren bersepeda ini dan mencoba memanfaatkan peluang ini untuk mengenalkan “Sandays Program Nyepeda Sekejap” sebagai sebuah gerakan pasca pandemi yang diharapkan mampu melekat sebagai gaya hidup baru di masyarakat.
Kata Kunci: Covid-19, nyepeda, transportasi.
Covid-19 merupakan virus berbahaya yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Virus ini terdeteksi pada 2019, dan diumumkan ke publik pertama kali pada tanggal 31 Januari 2020. Memasuki minggu ketiga April 2020, terdapat 170.000 lebih korban yang meninggal, yang sembuh sebanyak 640.000 dari total yang terkonfirmasi positif sebanyak lebih dari 1,4 juta orang (Idhom, 2020). Kemudian, Covid-19 datang ke Indonesia pada awal Maret 2020. Untuk pertama kalinya diumumkan bahwa ada 2 orang yang telah terdeteksi terjangkit virus tersebut (Farid & others, 2020). Semua pihak bersinergi bekerja sama mengatasi pandemi ini. Mulai dari para tenaga medis berada di garda terdepan dalam menangani para pasien yang sudah terjangkit virus Covid-19, para peneliti berlomba-lomba menciptakan vaksin dan obat untuk mengatasi virus Covid-19 guna memutus rantai penularannya, hingga dari sisi pemerintah yang telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam mengantisipasi pandemi ini seperti himbauan-himbauan untuk menerapkan social distancing, selalu mencuci tangan dengan sabun, memakai handsanitizer, memakai masker, work from home, membatasi aktivitas keluar rumah, berolahraga, menjaga pola makan, dan lain sebagainya.
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang begitu besar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Pandemi ini memberikan dampak yang luar biasa terhadap seluruh aspek kehidupan. Mulai dari merosotnya perekonomi global, menigkatnya jumlah pengangguran, terganggunya mobilitas masyarakat, hingga terciptanya sebuah tatanan hidup baru. Tanpa kita sadari, Pandemi Covid-19 telah memaksa kita untuk hidup dalam sebuah tatanan baru kehidupan. Kita ditutut untuk beradaptasi dengan keadaaan seperti sekarang. Keadaan dimana setiap orang diwajibkan untuk menggunakan masker, mencuci tangan, membawa handsanitizer, menjaga jarak, dan meminimalisasi kontak dengan orang lain. Hal ini menyebabkan setiap orang menghindari tempat-tempat yang penuh sesak seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, sekolah, dan yang paling utama adalah moda transportasi umum. Banyak orang berbondong-bondong berpindah dari penggunaan moda transportasi umum ke penggunaan moda transportasi pribadi.
Sepeda menjadi salah satu alat transportasi primadona di era Pandemi sekarang ini. Orang-orang berpindah ke penggunaan sepeda bukanlah tanpa alasan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kontak fisik dengan orang lain. Selain itu, hal ini juga disebabkan karena munculnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berolahraga guna meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani serta dapat meningkatkan imuitas dalam tubuh manusia (Utomo, 2020). Alasan-alasan itulah yang menyebabkan terjadinya lonjakan penggunaan sepeda di era Pandemi Covid-19. Di Jakarta sendiri, berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), jumlah pengguna sepeda di Ibu Kota meningkat, signifikan usai pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Peningkatan itu terjadi 1.000% atau 10 kali lipat dari sebelum masa transisi (Rahmawati, 2020).
Dari beberapa pemaparan, pengamatan, penelitian yang sudah ada, dan dilihat dari konsumsi masyarakat serta minat masyarakat terhadap penggunaan sepeda di masa pandemi. Secara tidak langsung, kita melihat usaha serta dorongan masyarakat Indonesia yang cukup bagus untuk melaksanakan pola hidup sehat. Maka dari itu, disini kami terdorong untuk menciptakan sebuah program baru di bidang transportasi pada masa pandemi dan diharapkan bisa menjadi sebuah gaya hidup baru di Era New Normal nanti. Program ini diharapkan mampu menjadi pendorong serta tameng yang luar biasa untuk membantu pemerintah sebagai bentuk sinergi dalam upaya untuk mengentaskan masalah penyebaran dan angka kenaikan Covid-19.
Program yang dimaksud pada paparan yang sebelumnya telah disampaikan yakni, Sandays Program Nyepeda Sekejap. Sandays Program Nyepeda Sekejap adalah Sebuah program yang bertujuan untuk membantu meningkatkan herd immunity masyarakat Indonesia. Sandays Program Nyepeda Sekejap ini memiliki arti yakni, kata san dari bahasa china yang berarti tiga, days berarti hari, program berarti sebuah regulasi atau kebijakan, kata nyepeda dalam bahasa Jawa yang berarti bersepeda, serta “Sekejap” merupakan kependekan dari setiap kerja, jalan, pagi. Maka dari itu, jika kata-kata tersebut dirangkaikan, Sandays Program Nyepeda Sekejap dapat didefinisikan sebagai sebuah kebijakan penerapan tiga hari wajib bersepeda dalam seminggu berturut-turut setiap pagi ketika berangkat kerja, jalan pagi sebagai sebuah transportasi penunjang kesehatan masyarakat Indonesia di era Pandemi Covid-19.
Penerapan Sandays Program Nyepeda Sekejap ini akan dilaksanakan dengan selalu bersepeda setiap berangkat kerja, dan juga jalan kaki setiap pagi hari atau bahkan untuk pergi ke pasar serta berpergian dengan jarak tertentu. Program ini dilaksanakan selama 3 hari dalam seminggu secara berturut-turut dan aktif. Mengapa selama 3 hari? Menurut sebuah penelitian yang dipresentasikan dalam acara Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains Universitas PGRI Madiun, Olahraga bersepeda dianjurkan untuk dilakukan secara berurutan selama 3 hari. Selain itu, disarankan juga agar tidak beristirahat terus menerus selama tiga hari berturut-turut, baiknya dilakukan sesuai program latihan (Utomo, 2020).
Dalam pelaksanaan Sandays Program Nyepeda Sekejap, masyarakat bisa memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographical Information System (GIS) yang telah terintegrasi Internet of Things dan disajikan melalui layanan Google Mapas guna mengetahui rute jalur kondusif pesepeda. Jalur kondusif pesepeda yaitu, jalur pesepeda yang dapat memberikan kepuasan atau memenuhi kebutuhan para pesepeda sehingga kebijakan Sandays Program Nyepeda Sekejap ini dapat diterapkan secara efektif dan efisien di era Pandemi Covid-19.
Selanjutnya, Untuk menjamin keselamatan para pengendara sepeda dalam pelaksanaan kebijakan Sandays Program Nyepeda Sekejap terdapat beberapa persyaratan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) dalam Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Keselamatan Pesepeda di Jalan, yang berbunyi bahwa persyaratan keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) “Sepeda yang beroperasi di jalan harus memenuhi persyaratan keselamatan”. Meliputi: speakbor, bel, sistem rem, lampu, alat pemantul cahaya berwarna merah, alat pemantul cahaya roda berwarna putih atau kuning, dan pedal. Lebih jauh lagi dalam Pasal 5 ayat (1) disebutkan: “Selain persyaratan keselamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2), sepeda yang dioperasikan di jalan harus berdasarkan Standar Nasional Indonesia (Peranturan Menteri Perhubungan RI Nomor 59 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Pesepeda Di Jalan, 2020).
Kalangan yang menjadi sasaran dari kebijakan Sandays Program Nyepeda Sekejap ini yaitu masyarakat usia produktif. Hal ini dilatar belakangi kerena masyarakat yang berada di usia produktiflah yang akan banyak keluar untuk beraktivitas seperti bekerja, berpergian, dan aktivitas lainnya. Jika masyarakat usia produktif Indonesia sehat dan memiliki kekebalan tubuh yang kuat, maka rasio penularan terhadap kalangan masyarakat usia nonproduktif akan mengecil. Oleh sebab itu, Sandays Program Nyepeda Sekejap ini sangat dianjurkan bagi masyarakat usia produktif yang masih memiliki kekuatan dan daya tahan tubuh baik, daripada masyarakat usia nonproduktif yang memiliki kondisi kekuatan dan daya tahan tubuh yang rentan dengan penyakit serta rasa capek. Selain itu, dilihat pula dari minat masyarakat usia nonproduktif terhadap bersepeda cenderung menurun disebabkan faktor usia, dan kekuatan tubuh.
Selain bermanfaat dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan mampu mengurangi risiko penularan virus Covid-19, diterapkannya gerakan Sundays Program Nyepeda Sekejap ini juga secara tidak langsung akan membantu pemerintah dalam menghemat penggunaan bahan bakar yang tidak terbarukan sehingga penggunaan bahan bakar ini dapat berkurang. Tidak hanya itu, lingkungan dan polusi udara pun akan membaik, seiring dengan dilaksanakannya kebijakan ini. Dengan demikian, gerakan Sandays Program Nyepeda Sekejap tidak perlu diragukan lagi kebermanfaatannya, sehingga sangat layak untuk diterapkan di Indonesia. Lebih jauh lagi, gerakan Sundays Program Nyepeda Sekejap akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kesehaan masyarakat. Hal ini disebabkan karena kegiatan bersepeda dapat membakar kalori dalam tubuh, meningkatkan kesehatan otak, menurunkan tingkat stress saat melakukan karantina mandiri di rumah, meminimalisasi terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah, meminimalisasi penyakit kanker, diabetes, mengontrol berat badan, serta meningkatkan kekebalan tubuh (Prudential, 2019). Harapannya dari Gerakan Sandays Nyepeda Sekejap ini kedepannya yaitu, mampu menjadi sebuah gaya hidup baru di Era New Normal. Karena melalui gerakan ini, masyarakat diajarkan untuk menerapkan pola hidup sehat dan ramah lingkungan.
Dalam perealisasiannya, pemerintah memegang peranan yang sangat penting dalam mengatur regulasi dan penyediaan infrastruktur demi kelancaran Gerakan Sandays Program Nyepeda Sekejap ini. Berdasarkan peraturan-perundang-undangan yang berlaku (Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, 2009) pasal 47 ayat 4 butir a, sepeda termasuk ke dalam kendaraan tidak bermotor yang digerakkan oleh tenaga orang. Lebih lanjut lagi dalam pasal 62 dijelaskan bahwa pengaturan terhadap kendaraan tidak bermotor menjadi tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Maka dari itu, dalam proses perealisasian Sandays Program Nyepeda Sekejap diperlukan peran pemerintah daerah dalam mengatur regulasi pelaksanaan gerakan ini. Regulasi yang dibuat dapat disesuaikan dengan kondisi transportasi dan kebutuhan masing-masing daerah. Namun, pada dasarnya regulasi yang dibuat harus bertujuan untuk menjamin keamanan dan keselamatan para pesepeda ketika melaju di jalan raya. Selain itu, pemerintah daerah juga harus memenuhi kebutuhan infrastruktur pendukung untuk para pesepeda terutama jalur khusus bagi pesepeda. Jika para pesepeda berkendara di jalur umum, tentunya ini akan membahayakan keselamatan mereka. Menurut dr. Nur, Pengurus Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi), mengatakan bahwa pesepeda kerapkali menjadi korban dari kendaraan bermotor roda dua dan roda empat, yang disebabkan oleh tabrak dari belakang, terserempet, atau bersenggolan yang menyebabkan jiwa pesepeda terancam di jalan.Di sisi lain pesepeda yang tidak taat aturan dan tidak tertib lalulintas juga menjadi penyebab terjadinya malapetaka bagi pengguna transportasi lain (Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub RI, 2020). Oleh karena itu, jalur khusus bagi para pesepeda merupakan infrastruktur penting dalam perealisasian Sandays Program Nyepeda Sakajap guna tetap menjaga keselamatan setiap orang dalam berlalu lintas.
Berdasarkan semua paparan yang telah disampaikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Gerakan Sandays Program Nyepeda Sekejap merupakan gerakan yang sangat baik untuk diterapkan di masa pandemi Covid-19. Selain mampu meningkatkan kekebalan tubuh, Gerakan ini pun dinilai efektif dalam mengurangi polusi, bahan bakar minyak, dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan Gerakan ini mampu menciptakan gaya hidup ketika telah memasuki kehidupan Era New Normal, agar terus memberikan manfaat terhadap kesehatan masyarakat begitupun terhadap lingkungan sekitar.
0 Comments