AI CHAT GPT MENJADI TEKNOLOGI MENGUNTUNGKAN ATAU MERUGIKAN YA?
Beberapa bulan terakhir, topik tentang AI sedang naik daun. Tagar AI sempat menjadi trending di twitter. AI merupakan akronim dari Artificial Intelligence atau dalam Bahasa Indonesia disebut kecerdasan buatan. AI sebenarnya merupakan bidang Ilmu Komputer yang konsen dalam pemecahan masalah kognitif atau terkait tentang kecerdasan manusia, seperti pemecahan masalah, dan pengenalan pola [1]. Kemampuan yang seolah-olah seperti kecerdasan manusia ini dikontrol oleh sistem yang dikendalikan robot atau komputer [2]. Bentuk AI di kehidupan sehari-hari ini sangat variatif dan terus mengalami updatting. Aplikasi AI dapat berupa mesin pencari web tingkat lanjut, Mobil Mengemudi Otomatis, Game, Pengenalan Suara Manusia, Sistem Rekomendasi, Perawatan Kesehatan, dll [3]. AI juga dapat diaplikasikan di bidang teknik dan kebumian, misalnya untuk menentukan zona kerentanan longsor yang dikolaborasikan dengan GIS [4]. AI dewasa ini mengkolaborasikan berbagai teknologi, seperti machine learning, deep learning, natural language processing, robotics, expert system, dan fuzzy logic untuk menyelesaikan banyak permasalahan. Mulai permasalahan yang kompleks, yang bahkan tidak familiar didengar orang hingga lifehack sehari-hari.
Elon Musk merupakan salah satu pendiri Open AI
Sumber: wikipedia.org
Salah satu teknologi AI yang viral dan banyak dibicarakan orang akhir-akhir ini adalah ChatGPT. ChatGPT merupakan produk yang dikembangkan oleh Open AI. Open AI adalah sebuah laboratorium riset AI yang berbasis di Amerika Serikat, yang terdiri dari organisasi non-profit Open AI Incorporated dan anak perusahaan for-profit-nya, Open AI Limited Partnership. Open AI telah mengeluarkan banyak produk sejak didirikan pada 2015, yang mana salah satunya adalah GPT yang sekarang telah memiliki versi keempat.
ChatGPT merupakan GPT berupa chatbot yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang diinput melalui kolom chat. GPT merupakan singkatan dari Generative Pre-training Transformer, yang secara harfiah berarti pengubah atau transformator yang telah terlatih dan bersifat generatif. ChatGPT merupakan perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan menggunakan bahasa yang alami dan mudah dipahami dalam percakapan. Teknologi tersebut dirilis oleh perusahaan Amerika, Open AI pada tanggal 30 November 2022. Model tersebut dapat memahami dan merespons input pengguna dengan cara yang meniru percakapan manusia, sehingga interaksi menjadi lebih alami dan menarik. Selain itu, ChatGPT dapat menghasilkan teks dalam berbagai gaya dan format, seperti artikel berita, surel, dan puisi, sehingga menjadi teknologi yang serbaguna dan berguna untuk berbagai aplikasi. [5]. ChatGPT juga mampu memberikan jawaban yang sesuai meskipun ada beberapa kesalahan penulisan kosakata. Selain itu, ChatGPT dapat meregenerasi respon, sehingga memiliki variasi jawaban pada setiap input chat.
Tampilan awal ChatGPT pada web Open AI
Sumber: Dokumentasi Penulis
Tampilan ChatGPT versi 3 rilis November 2022
Sumber: Dokumentasi Penulis
Pengguna ChatGPT hanya perlu masuk dengan akun email dan terkoneksi dengan internet agar mampu mengoperasikan ChatGPT. Hanya dengan menginput kata kunci di bagian kotak chat bagian bawah, maka chat GPT akan segera menuliskan jawaban. Jika merasa tidak puas, pengguna dapat menekan regenerate response untuk mendapatkan jawaban yang berbeda. Pencarian-pencarian yang telah dilakukan juga dapat disimpan, apabila akan digunakan kembali. Pengguna dapat membuat kategorisasi pencarian-pencarian yang telah dilakukan. ChatGPT bahkan bisa menyediakan sitasi atau referensi, jika pengguna meminta untuk menyertakan sitasi atau referensi. Namun, ChatGPT memiliki kelemahan khususnya dalam hal ini. Seringkali ada beberapa kejadian, referensi yang disertakan ChatGPT tidak ada di laman-laman publikasi atau salah dalam penulisan sitasi/daftar pustaka.
ChatGPT memudahkan banyak orang, terutama pelajar atau mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Tidak hanya mencari pencarian tertentu, membuat esai, makalah, bahkan tugas akhir yang sifatnya berupa tulisan, tetapi ChatGPT juga mampu memberi jawaban atas pencarian yang bersifat matematis, seperti aljabar, statistika, dan trigonometri. Bahkan, ChatGPT dapat memberikan runtutan cara perhitungannya secara detail. Meskipun demikian, terkadang jawaban harus dicek ulang, mengingat perhitungan yang dilakukan seringkali salah.
Tampilan Chat GPT ketika menjawab soal matematika trigonometri
Sumber: Dokumentasi penulis
Kemudahan penggunaan ChatGPT mampu membuat penggunanya mengalami peningkatan. Pertumbuhan pengguna ChatGPT sangat cepat dibandingkan media sosial seperti instagram dan netflix. Lima hari pertama setelah diluncurkan pada November 2020 ChatGPT telah mencapai satu juta pengguna. Sebagai perbandingan, untuk mencapai satu juta pengguna instagram butuh waktu 2,5 bulan lamanya, apalagi Netflix yang membutuhkan waktu 3,5 tahun untuk mencapai satu juta pengguna [6]. Bulan Maret 2023, ketika diluncurkan versi terbaru ChatGPT, penggunanya telah mencapai 1,6 milyar di seluruh dunia [7].
GPT 4 merupakan GPT versi terbaru Open AI.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Segala sesuatu, termasuk teknologi memiliki kekurangan dan efek negatif yang ditimbulkan. Maka, bukan sesuatu yang mustahil, apabila ChatGPT akan lebih digandrungi daripada laman pencarian seperti Google. Apalagi, di Indonesia sendiri memiliki jumlah pelajar dan mahasiswa yang besar, yang mayoritas melek teknologi dan dunia digital. Adanya ChatGPT berpeluang terhadap fenomena plagiarisme, penurunan kreativitas, dan kecurangan di kalangan pelajar atau mahasiswa. Hal ini diasumsikan karena adanya kenyamanan dalam pemakaian yang dipicu kemudahan dalam penggunaan. Tugas-tugas seperti esai, makalah, laporan praktikum, bahkan tugas akhir yang seharusnya menuntut kreativitas pembahasan dan orisinalitas ide seorang pelajar dapat mengalami disrupsi karena adanya ChatGPT. Apalagi ChatGPT mampu menghimpun berbagai sumber dari riset atau berbagai tulisan [8]. Hal ini tentu dapat menurunkan perkembangan kognitif seseorang dalam proses pembelajarannya. Tidak hanya ChatGPT, teknologi AI secara umum dapat memengaruhi perkembangan kognitif seseorang, terutama ketika otaknya masih dalam tahap perkembangan [9]. Masa yang mengalami perkembangan otak yang tajam adalah masa remaja. Pada masa ini, ukuran dan berat otak remaja tidak berbeda jauh dengan orang dewasa, meski belum sepenuhnya matang. Kematangan otak manusia berkisar pada usia 25 hingga 60 tahun [10]. Dengan demikian, pelajar yang didominasi usia remaja memiliki kerentanan terhadap efek negatif penggunaan teknologi AI, seperti ChatGPT.
Teknologi AI, seperti ChatGPT bisa dimanfaatkan secara bijak dan bertanggung jawab khususnya dalam dunia pendidikan. Pendidik dapat menggunakan ChatGPT sebagai media referensi ketika mengajar. Tentunya tanpa khawatir terjadinya miskonsepsi yang mungkin terjadi, mengingat pendidik dapat menyaring informasi yang ada. Selain itu, ChatGPT bisa digunakan sebagai media brainstorming untuk membuat ide atau kreasi tertentu. Gaya bahasa yang digunakan ChatGPT sesuai digunakan untuk melakukan curah pendapat atau eksplorasi ide. Adanya ChatGPT juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bahasa asing, misalnya untuk penerjemahan terutama bagi pelajar Indonesia yang umumnya menjadikan bahasa asing sebagai bahasa kedua dan atau ketiganya. Walhasil, teknologi AI khusunya ChatGPT dapat memberi kemanfaatan dan membuat proses pendidikan yang inklusif jika dimanfaatkan secara tepat [11].
Daftar Pustaka
[1]https://aws.amazon.com/id/machine-learning/what-is-ai/
[2] Copeland, B. (2023, May 14). artificial intelligence. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/technology/artificial-intelligence
[3] Saranya A., Subhashini R. (2023). A systematic review of Explainable Artificial Intelligence models and applications: Recent developments and future trends, Decision Analytics Journal, 7.
[4] Vasant, P.; Thomas, J.; Munapo, E.; Weber, G.W. (2022). Advances Of Artificial Intelligence in a Green Energy Environment. aCADEMC pRESS
[5] Gregersen, E. (2023, May 10). ChatGPT. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/technology/ChatGPT
[6] https://explodingtopics.com/blog/chatgpt-users#growth
[8]https://crossplag.com/chatgpt-and-its-impact-on-education/
[9] Holmes, W., Persson, J., Chounta, I.A., Wasson, B., & Dimitrova, V.(2022). Artificial Intelligence and Education: A Critical View through the Lens of Human Rights, Democracy and the Rule of Law. France: Council of Europe.
[10] https://hellosehat.com/saraf/tahapan-perkembangan-otak-manusia/
[11]https://uia.fisipol.ugm.ac.id/polemik-chatgpt-bagaimana-perguruan-tinggi-harus-bersika/