Aristoteles (384-322 SM) mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang berarti manusia butuh berinteraksi dengan manusia lain. Di era sekarang ini cara anak muda untuk bisa berinteraksi dengan santai bersama temannya salah satunya yaitu menongkrong. Menongkrong bagi setiap disorang mungkin bisa menjadi sebuah pemenuh kebutuhan saat mereka jenuh dengan pekerjaan mereka karena dengan kita nongkrong kita dapat mengobrol dan bertukar pikiran dengan teman bicara kita. Nongkrong dapat dilakukan diberbagai tempat salah satunya coffee shop. Saat ini kita dapat dengan mudah menjumpai tempat coffee shop di sekitar kita tinggal.


Masa sekarang, nongkrong untuk beberapa kalangan bisa dikatakan aktivitas wajib. Apalagi sekarang sudah di era teknologi yang dapat menghubungan informasi aktivitas kita melalui Instagram. Anak muda sering kali meng-update aktivitasnya terutama saat mereka berada di coffee shop, mungkin agar dilihat berkelas. Mulai lah banyak dikatakan bahwa aktivitas nongkrong seseorang sebagai gaya hidup.

Beberapa kalangan menganggap nongkrong lebih banyak memiliki dampak negatif karena membuang waktu – waktu produktif

Mulai dari situlah banyak yang menganggap bahwa nongkrong hanya sekedar ingin tenar dan hanya ingin membuat konten di Instagram. Apakah memang benar seperti itu? Sudut pandang yang mengatakan bahwa nongkrong itu negatif karena dianggap membuang waktu dan uang yang sebenarnya dapat melakukan hal hal yang lebih produktif. Hal ini cukup menghawatirkan karena mayoritas yang terdampak dikalangan anak muda yang seharusnya dapat mengatur waktu mereka dengan kuliah atau belajar.

Disisi lain, nongkrong dianggap dapat memberikan ruang bercerita dan bertukar pikiran sebagaimana hakikat manusia yang merupakan makhluk sosial

Tidak dapat dipungkiri memang bahwa aktivitas nongkrong ini juga memiliki banyak dampak sosial yang positif. Kita dapat berkumpul dengan teman lama maupun orang baru dengan berbincang, bertukar pikiran maupun menambah relasi kita. Saat kita sedang bosan dengan pekerjaan kita pun disarankan untuk menyegarkan pikiran kita dengan nongkrong bersama teman. Istilah jawanya kita dikatakan “srawung” jika kita sering berkumpul dengan orang-orang sekitar.

Sebagai anak muda kita perlu mengatur waktu kita agar berjalan seimbang dan tidak meninggalkan kewajiban kita

Nongkrong memang sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian anak muda, terutama pelajar dan mahasiswa. Sebagai anak muda kita perlu mengatur waktu kita agar berjalan seimbang dan tidak meninggalkan kewajiban kita. Budaya konsumtif saat kita berada di coffee shop pun juga perlu kita perhatikan agar dapat menghemat pengeluaran. Perlu juga kita berhati-hati saat nongkrong karena banyak orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan aktivitas nongkrong untuk hal kriminal. Kita sebagai anak muda harus bijak dalam melakukan aktivitas kita dan harus bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan.

 

Kontributor : Pengkajian Isu Global EGSA

Editor : Media Informasi dan Jaringan EGSA


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.