Mahasiswa merupakan sebutan yang diberikan bagi mereka yang telah menamatkan pendidikan tingkat SMA dan sedang memperdalam ilmu tertentu yang bersesuaian dengan minat dan bakat pribadi masing-masing di perguruan tinggi. Sebagai mahasiswa kewajiban yang pertama dan utama adalah belajar dengan sungguh-sungguh. Meskipun di sisi lain mahasiswa harus aktif berkegiatan, baik di organisasi kemahasiswaan, komunitas, maupun kegiatan kepanitiaan karena melalui inilah softskill mereka dapat terasah. Namun terkadang dalam prosesnya menemui beberapa kendala yang berpotensi menimbulkan masalah, seperti materi kuliah yang cukup sulit untuk dimengerti meskipun sudah mencoba untuk memahami berulang kali, kurang baiknya kemampuan time management sehingga tidak dapat menyeimbangkan antara kegiatan kemahasiswaan dan berkuliah (lebih condong ke salah satu), hingga yang paling banyak dialami adalah beban tugas yang melebihi kapasitas. Pasti pernah terlintas di pikiran kalian kalau semua ini adalah sebuah cara untuk menumbuhkan sekaligus membiasakan mahasiswa untuk dapat me-manage beberapa tugas sekaligus hingga bertanggungjawab dan berkomitmen terhadap apa yang sudah dipilih dan menyelesaikannya hingga akhir. Memang terlihat sulit untuk dapat melaluinya tanpa drama, keringat, dan air mata, tetapi percayalah inilah yang akan membentuk mental kita sebagai mahasiswa karena sering ditempa. Kalian pasti pernah dengar kalau ada mahasiswa yang aktif ikut organisasi, kegiatan sana sini, akademik lancar, sering menang lomba dan mendapat penghargaan, tapi waktu lulus sarjana ngga langsung bisa dapetin kerjaan yang didambakan. Lantas untuk apa kita bersusah payah apabila tidak ada jaminan terhadap kehidupan pascasarjana kita. Tentu tidak seperti itu pola pikir yang dibangun ya teman-teman.
Perlu diketahui bahwa kehidupan pascawisuda, baik yang bekerja maupun melanjutkan studi akan lebih keras daripada kehidupan menjadi mahasiswa. Wisuda bukan sebuah akhir, melainkan awal dari kehidupan yang sebenarnya. Sehingga perlu dipersiapkan sejak awal agar tidak menyesal nantinya. Menjadi mahasiswa yang tidak memiliki kegiatan lain di luar akademik atau sering disebut dengan mahasiswa kupu-kupu (Kuliah Pulang) memang dirasa sangat nyaman. Tetapi, perlu disadari bahwa hal tersebut dapat mendorong kita ke jurang kemalasan dan tidak memiliki semangat untuk berkembang. Berkumpul dengan orang-orang yang memiliki banyak pencapaian di dalam organisasi atau kegiatan lain di luar akademik secara tidak langsung dapat menumbuhkan semangat kita untuk terus mengembangkan diri. Dalam hal ini akan menimbulkan adanya kecenderungan untuk berkompetisi membentuk diri yang layak jual di dunia pekerjaan maupun dalam memasuki studi lanjut agar tidak tertinggal dari orang-orang. Pencapaian tersebut tidak harus dengan mengikuti lomba dan sejenisnya tapi dapat dengan meningkatkan softskill yang berguna di kehidupan setelah wisuda.
Menurut Muhmin (2018), hasil penelitian oleh Harvard University, Carnegie Foundation dan Stanford Research Center, Amerika Serikat menunjukkan bahwa soft skill bertanggung jawab sebesar 85% bagi kesuksesan karir seseorang, sementara 15% berasal dari hard skill. Selain fokus mempelajari bidang keilmuan sesuai dengan jurusan yang sudah dipilih, seorang mahasiswa juga perlu melatih softskill atau kemampuan-kemampuan lain di luar bidang akademik tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang mahasiswa mengasah kemampuan softskill ketika masih berada di dunia perkuliahan. Pintu masuk ke dalam dunia pekerjaan tidak selalu berdasarkan sertifikat ataupun ijazah lulus kuliah melainkan skill yang dimiliki dan mendukung untuk masuk pada suatu jenis pekerjaan tertentu. Selain itu, ketatnya persaingan dalam dunia kerja menuntut setiap orang harus memiliki kemampuan yang menjadikan dirinya unggul daripada yang lainya. Jumlah lapangan kerja yang tidak sebanding dengan banyaknya pencari kerja, membuat para pencari kerja harus memiliki keahlian serta keterampilan khusus agar diterima pada perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Pada umumnya kemampuan berkomunikasi, kejujuran atau integritas, kemampuan bekerja sama, kemampuan interpersonal dan etos kerja yang baik, adalah merupakan softskill yang seharusnya dimiliki oleh seorang mahasiswa. Akan tetapi, apabila memiliki penguasaan terhadap software tertentu dapat menjadi nilai lebih bagi mahasiswa tersebut, contohnya penguasaan Microsoft Excel, SPSS, Aplikasi coding seperti Python, dan lain sebagainya yang mendukung dalam pekerjaan.
Penguasaan softskill dapat menumbuhkan sifat agile dan responsif terhadap perubahan agar dapat menyesuaikan dengan demand tenaga kerja. Sifat responsif terhadap dunia pekerjaan mampu membuka peluang pekerjaan yang lebih luas bagi mahasiswa. Meskipun jurusan yang diambil dikatakan oleh orang-orang sulit untuk memperoleh pekerjaan, tetapi seharusnya mahasiswa mampu mematahkan asumsi tersebut. Karena pada dasarnya jurusan apapun di perkuliahan sebenarnya tidak menjanjikan mahasiswanya untuk mendapatkan pekerjaan, khususnya yang sejalan dengan jurusan tersebut. Sehingga kesadaran untuk menjadi mahasiswa yang bersifat agile dan responsif perlu dipahami sejak awal. Mahasiswa seharusnya tidak bergantung hanya pada jurusan yang dipilih ketika akan memilih pekerjaan. Mahasiswa harus pintar mencuri peluang pekerjaan di setiap jenis lapangan pekerjaan. Akan sangat menguntungkan apabila mahasiswa menguasai banyak keahlian sehingga dengan bebas memilih jenis lapangan pekerjaan apa yang akan dimasuki. Menurut Latif (2017), berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dicapai oleh mahasiswa selama di perkuliahan merupakan bekal untuk menjalani hidup pada masa mendatang.
Kegiatan magang pada dasarnya sangat penting dilakukan oleh seorang mahasiswa dalam rangka menambah wawasan mengenai dunia usaha dan dunia industri untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan praktik kerja. Pengalaman magang yang dilakukan oleh mahasiswa seharusnya memberikan pengalaman bekerja serta pembanding antara teori dan praktik di lapangan. Magang dapat membekali mahasiswa kemampuan mengatasi kendala-kendala yang terjadi di dunia pekerjaan, Kemampuan tersebut menjadi nilai lebih ketika benar-benar masuk di dunia kerja serta memantapkan penguasaan keterampilan yang diinginkan dan ditekuni untuk dijadikan mata pencaharian, memperluas dan mempercepat jangkauan pengadaan tenaga kerja terampil sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Manfaat magang lainya yaitu mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya, mahasiswa memiliki tingkat kompetensi standar sesuai dengan yang disyaratkan pada dunia kerja, mahasiswa menjadi tenaga kerja yang berwawasan dan bermutu, dan mahasiswa dapat menyerap teknologi dan budaya kerja untuk menyeimbangkan dirinya.
Terdapat banyak jenis program dari kemendikbud yang ditawarkan bagi mahasiswa di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, kita tidak boleh melewatkan kesempatan tersebut dengan mengikuti beberapa atau salah satu program yang ditawarkan. Beberapa program seperti studi independen, IISMA, dan program MBKM sangat menjanjikan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki khususnya untuk memperoleh softskill.
Mahasiswa yang kurang memiliki persiapan untuk menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia kerja menyebabkan kesulitan dalam menghadapi dunia kerja itu sendiri, sehingga mahasiswa tersebut akan mengalami kebingungan dalam memilih karir karena keterampilan yang kurang (E. B. Hurlock, 1996). Keterampilan yang berkaitan dengan bidang pendidikan yang digeluti dapat membantu apalagi jika terdapat sertifikat sebagai lisensi yang memudahkan untuk melamar pekerjaan. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memiliki sertifikat pendidikan sebagai nilai lebih bagi dirinya. Kesempatan untuk menang dalam persaingan mendapat pekerjaan lebih besar bagi mereka yang telah tersertifikasi dan juga didukung oleh softskill yang baik.
Oleh M. Hafizh Rahman Hakim & Rey Pingkan Pradita
Daftar Pustaka
E. B. Hurlock. (1996). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan). Surabaya: Erlangga.
Latif, A., Yusuf, A. M., & Efendi, Z. M. (2017). Hubungan Perencanaan Karier dan Efikasi Diri dengan Kesipan Kerja Mahasiswa. Konselor, 6(1), 29. https://doi.org/10.24036/02017616535-0-00
Muhmin, A. H. (2018). Pentingnya Pengembangan Soft Skills Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Forum Ilmiah, 15 (2). 330-338.
0 Comments