Pendidikan merupakan proses yang tidak pernah berhenti sehingga akan menghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk menyelaraskan dan membentuk bangsa yang dicita-citakan. Sumberdaya manusia yang tak berkualitas hanya akan menjadi penonton dan sebagai objek globalisasi serta tak mampu menjadi pelaku utama (Kasinu, 2011). Fungsi pendidikan nasional sendiri adalah untuk menghilangkan penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Dari masa ke masa, pendidikan menjadi salah satu indikator penentu keadaan sosial di suatu tempat. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi menjamin semakin tingginya peluang suatu daerah mengalami mobilitas sosial ke atas. Oleh karena itu, secara tidak langsung pendidikan mempengaruhi mobilitas sosial.
Kondisi Pendidikan Indonesia di Masa Lalu
Minimnya pendataan dan catatan pada masa penjajahan membuat kurangnya bukti otentik mengenai kondisi sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat di Indonesia. Salah satu upaya untuk menelisik kembali kondisi masa lalu di Indonesia ialah melalui catatan-catatan dan karya seniman yang menjadi saksi di masa lalu. Beberapa catatan menyebutkan bahwa kondisi pendidikan Indonesia di masa pendudukan Jepang sangat buruk di awal kedatangan mereka. Beberapa literatur mengatakan poros pendidikan Jepang adalah mendidik para pribumi sebagai angkatan militer sebagai sumberdaya perang dunia kedua. Sistem pendidikan Jepang dikenal keras dalam upaya mereka menerapkan cita-cita politik mereka di Indonesia (Barnadib, 1999).
Suparto Brata merupakan salah satu penulis kelahiran tahun 1932 yang menggambarkan kondisi Indonesia pada masa peralihan pendudukan Belanda ke pendudukan Jepang dari berbagai macam sisi lewat novelnya yang berjudul Kerajaan Raminem (Gambar 1). Dalam novel tersebut disebutkan bahwa semakin tinggi derajat sosial, maka semakin terjamin hidup mereka, begitu pun sebaliknya. Kesenjangan semakin terasa ketika hanya pribumi dengan derajat sosial tinggi dan keturunan raja yang boleh mendapatkan pendidikan.
Gambar 1. Novel Kerajaan Raminem Karya Suparto Brata
Sumber: goodreads.com
Dampak ini semakin dirasakan ketika peralihan dari pendudukan Belanda ke pendudukan Jepang di Indonesia. Peraturan dan perundangan Jepang dirasa mengeksploitasi pribumi sehingga kondisi sosial ekonomi pribumi merosot tajam. Terlebih Jepang yang hanya memikirkan perang mereka dan mengutamakan pembentukan kelompok angkatan militer membuat pendidikan Indonesia sedikit terbengkalai.
Kondisi Pendidikan Indonesia Masa Kini
Human capital investment atau investasi sumberdaya manusia telah dicanangkan sejak tahun 1776 oleh Adam Smith dan Heinrich von Thunen di tahun 1875 (Us, 2014). Penelitian menyatakan bahwa pendidikan tidak semata-mata dihitung sebagai investasi di bidang ekonomi saja, tetapi juga bidang sosial dan budaya. Perubahan pola pikir ini menjadikan sektor pendidikan sebagai sektor utama di hampir seluruh negara untuk dimajukan. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) oleh Badan Pusat Statistik menunjukkan Angka Partisipasi Murni atau APM baik tingkat pendidikan SD, SMP, maupun SMA mengalami peningkatan (Gambar 2). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari arti pendidikan dan mempercayakan pendidikan sebagai langkah awal kehidupan anak-anak.
Gambar 2. Angka Partisipasi Murni di Indonesia Tahun 2011 hingga 2016
Sumber: SUSENAS 2011-2016
Kesadaran akan peran pendidikan ini menghantarkan Indonesia menjadi negara yang mengalami peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Beberapa tokoh negeri menjadi perbincangan dunia mengenai kesuksesan dan kecerdasannya. Sebagai contoh adalah Presiden ketiga Indonesia, B. J. Habibie, yang kepandaiannya tidak diragukan oleh negara tempatnya menuntut ilmu, yakni Jerman. Kesuksesan Habibie dalam bidang teknik mengangkat nama Indonesia di mata dunia. Indonesia yang awalnya dipandang hanya sebagai negara pengguna kala itu mampu menampik semua pandangan dengan diciptakannya pesawat N-250 oleh Habibie. Dari contoh inilah, pendidikan di Indonesia mengalami mobilitas dan dianggap sebagai titik awal terciptanya sumberdaya manusia yang berkualitas.
Peran Pendidikan dalam Mobilitas Sosial Masa Lalu dan Masa Kini
Mobilitas sosial merupakan perpindahan perseorangan ataupun kelompok dari kedudukan satu ke kedudukan lainnya (Hadinoto, 2000). Faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial ialah pendidikan. Pendidikan memiliki peran dalam memperluas peluang masyarakat memiliki kesempatan yang sama dalam hal mendapatkan pekerjaan, transmisi kebudayaan, mendapatkan peran sosial, dan menciptakan integrasi sosial (Malika, 2014). Orang yang mendapatkan pendidikan mengalami kemudahan dalam melakukan mobilitas dengan bekal ilmu yang didapatnya. Adanya perbedaan kualitas dan pandangan terhadap pendidikan di Indonesia mengakibatkan adanya perbedaan kondisi sosial masyarakat Indonesia di masa lalu dan masa kini. Pendidikan masa lalu yang berkiblat pada pelatihan militer meningkatkan tingkat kebodohan di antara masyarakat sehingga tidak ada di antara mereka yang memahami konsep mengenai human investment, berbeda dengan kondisi masa kini.
Dibandingkan kondisi sosial di masa lalu, kondisi sosial masa kini Indonesia sudah mulai merangkak naik. Hal ini sejalan dengan partisipasi masyarakat dalam pendidikan yang terus meningkat. Walaupun kehidupan sosial Indonesia terkadang sudah bisa dianggap lebih stabil, Indonesia tetap harus mengupayakan kondisi sosial masyarakat yang terkadang masih naik dan turun, sehingga diharapkan mobilitas sosial akan terus terjadi dan bergerak ke atas.
- Regita Wulan Kusuma
Daftar Pustaka
Arifin, M. H. 2017. Memahami Peran Pendidikan Tinggi terhadap Mobilitas Sosial di Indonesia. MASYARAKAT Jurnal Sosiologi. Vol. 22 (2). Hal. 139-158.
Atmanti, H. D. 2005. Investasi Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan. Dinamika Pembangunan. Vol. 2 (1). Hal. 30-39.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Pendidikan 2016 Survei Sosial Ekonomi Nasional. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Barnadib, I. 1999. Mobilitas Sosial dan Pendidikan pada Masa Pendudukan Jepang. Dinamika Pendidikan. Vol 1 (1). Hal. 39-44.
Hadinoto, G. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kasinu, A. 2011. Pendidikan dalam Konstruksi Masyarakat yang Berubah. Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.
Malika, N. 2014. Peran Pendidikan Global terjadap Mobilitas Masyarakat. Seminar Nasional 2014. ISBN:978-602-7561-89-2.
Mulyasa, 2008. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Seknun, M. Y. Pendidikan sebagai Media Mobilitas Sosial. Auladuna. Vol. 2 (1). Hal. 131-141.
Us, K. A. 2014. Investasi Pendidikan (Suatu Fungsi untuk Pendidikan yang Bermutu). Jurnal Kependidikan Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin. Vol. 5.
0 Comments